MENGUASAI JIWA BERARTI MENGUASAI KEHIDUPAN
MENGUASAI JIWA BERARTI MENGUASAI KEHIDUPAN
Oleh: Safri M
Manusia terdiri dari jiwa dan raga. Banyak sekali sinonim dari jiwa itu sendiri. Ada yang menyebutnya ruh, batin, insan, hati, sukma dan lainnya. Yang jelas jiwa itu dzat metafisik yang menggerakan segala aktion dari jasad, fisik, jasmani atau raga kita.
Unen-unem jawa menuturkan "Ati iku ratuning raga". Unen-unen ini mengisyaratkan bahwa jiwalah yang berkuasa penuh atas kehidupan manusia. Sedangkan jasad kita diibaratkan sebagai perajurit yang hanya nurut titah sang ratu. Oleh karena itu, maka segala tindakan lahir kita tidak ada lain merupakan cerminan dari keadaan ruh kita. Dan yang akan menerima imbasnya pun kelak juga ruhani kita sampai waktu yang tiada batas.
Kanjeng Sunan Kalijogo pernah menuturkan bahwa "Ada yang lebih penting lagi dari mengurus dunia yakni mengurus jiwa kita, karena dengan sebab menguasai jiwa kau akan menguasai kehidupan ini". Maka sebuah lelucon jika ada seseorang yang bercita-cita menguasai dunia ini tapi dia lupa menguasai jiwanya. Harus ada keseimbangan antara IQ yang merupakan hal luar dengan EQ yang merupakan control jiwa kita.
Rosul sendiri mengajarkan kita agar menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat dengan kata lain jasmani dan ruhani kita ataupun IQ dan EQ kita. Keseimbangan syariat dan hakikat kita akan menjadikan kita pribadi militan yang tidak terpengaruh apapun yang tidak mustahil bisa menguasi dunia ini bahkan menguasai akhirat.
Ibadah lahiriah tanpa menyertakan ruhaniah imbasnya hanya sebatas didunia tidak sampai akhirat. Oleh karena itu, sangat penting sekali mengikut sertakan ruhaniah kita dalam segala hal. Segala hal harus di jiwai, agar kehidupan ini tidak ampang tanpa suatu makna.
PKL 210518
Komentar
Posting Komentar