Adab diatas Ilmu

ADAB diatas ILMU

Ketika Aku terlambat berangkat, Kyaiku berkata :

"Adab kuwi neng duwure ilmu lop. Pak pintero sepiro nek ora nduwe adab, muspro"

"Adab itu diatas ilmu lop, mau pintar seberapa kalau tidak mempunyai adab, sia-sia" Papar Kyaiku

      Ya memang demikian. Inti kita memperdalam ilmu kan agar kita semakin beradab, penuh sopan santun, penuh tata krama, ya kan ? Sekarang, dunia, khususnya indonesia tidak lagi kekurangan orang pintar. Orang-orang pintar sudah menumpuk dimana-mana. Yang dibutuhkan dunia saat ini terutama indonesia adalah orang yang benar, beradab, berakhlak. Karena sekarang banyak orang pinter yang malah ujung-ujungnya keblinger. Mereka krisis moral, kiris tata krama. Sehingga mereka mudah tergiur dengan hal-hal yang tidak senonoh, suap, korupsi dan tindakan kriminal halus lainnya. Ini realita. Apakah kita membutuhkan lagi orang-orang seperti ini ? Boro-boro, malah semoga saja dikurangin populasinya.

       Bukankah Rosulullah SAW itu diutus "liutammima makarima al-akhlaq" ?
Untuk menyempurnakan prilaku, moral dan tatakrama manusia ? Bukan untuk memintarkan manusia. Ya kan ? Karena memang demikian, orang-orang pintar sudah dari dulu sudah banyak dan tersebar diberbagai belahan dunia. Seperti filsuf-filsuf besar Yunani, tabib-tabib mesir, cina dan india. Maksudnya, dunia ini tidak kekurangan orang-orang pintar.
           Rosulullah sendiri merupakan poros adab, sehingga ia sangat merindukan keberadaan orang-orang yang berakhlak. Kanjeng Rosul sendiri merupakan pribadi inti yang patut dijadikan pandangan hidup. Sudah tidak asing lagi kesalihan prilakunya pada sahabat-sahabatnya bahkan sampai pada musuh-musuhnya.Sudah berapa persenkah kita meniru perangai beliau ? Besar persen tersebut menjadi takaran derajat kita disisi Allah SWT. Jika manusia sudah banyak yang meneladani nabi, bermoral, tatakrama dan beradab. Mungkin tanpa aturan pasal-pasal pun, dunia ini akan damai dengan sendirinya. Karena kehidupan Nabi merupakan pengejawantahan aturan-aturan Al-Quran. Tatanan yang tiada tandingnya. Dengan mengimitasi prilakunya, kebiadaban akan menjadi keberadaban. Masyarakat kita akan menjadi masyarakat yang madani.Maka benar apa nasihat Kyaiku tadi.

        Kalau mau pintar-pintaran, jauh lebih pintar mbah google. Dia tau semua hal. Maka, satu-satunya jalan yang bisa kita andalkan agar kita memiliki nilai plus dibanding mbah google adalah dengan mengoptimalkan adab, karena kita punya hati dan rasa, sedangkan komputer tidak.

         Sampai-sampai sangking pentingnya adab, Abu Bakar lebih memilih mundur , padahal Rosul menyuruhnya untuk melanjutkan pengimaman sholat maghrib. Ini terjadi ketika Rosul sedang sakit. Padahal secara ilmu, melaksanakan perintah Rosul itu wajib. Tapi Abu Bakar lebih menjunjung adab. Dia merasa ada yang lebih pantas menjadi imam.

Maka dari itu, kita harus menjunjung tinggi adab, agar daerah kita menjadi daerah yang berperadaban. Dan benar-benar menjadi daerah yang madani. Jika ilmu itu segalanya maka adab segala-gala-galanya.

Sekian dari blog ngelmuo.blogspot.com.  Sampai jumpa dipostingan berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia Yang Sebenarnya.

MENJAGA EMPAT NAFSU

Foto-Foto Manis Gus Azmi Yang Membaperkan.