Cerpen Semampai

"SEMAMPAI"

Untukmu yang tidak aku kenal .

Ini salahku, iya ini salahku. Tapi bagaimana lagi, setiap  raga mempunyi jiwa dan setiap jiwa mempunyai rasa. Dan aku tidak pernah menjadi pecundang dengan acuh pada rasa dan membiarkannya ditingkap kesunyian tengkurap dalam liang pengap ini.

Tajam belati pun tak setajam rasa yang tiap-tiap detik mengendus-endus, meluap dalam kertas yang sial tintanya hampir habis ini.

Tiap rasa dikandung jiwa dan tiap jiwa berhak mengatur rasanya. Aku tau itu. Dan kamu sedang mengaturnya.
Tirani harum takdir memang tak bisa diganggu gugat. Jarak berlarian. Daun daun gugur mengikuti ratapan jiwa yang separuh jiwanya hilang tertikam jiwa lainnya.

Aku disini. Tengkurap, gusar dengan bianglala yang hampir tidak mau pudar. Selimut tak lagi mempan dengan dinginnya jiwa yang kalut dalam pertempuran jarak dan waktu.

Dibawah pohon kesucian aku akan menyanyikan  doa-doa dan mengirimkan kicau burung-burung malaikat sebagai syimponi duka-laramu.

Aku duduk disini saja.

090717

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia Yang Sebenarnya.

MENJAGA EMPAT NAFSU

Foto-Foto Manis Gus Azmi Yang Membaperkan.